RSS

Bukan Sekedar "Mbek" Belaka


Harusnya tulisan ini udah di posting kemarin, kemarinnya lagi, atau beberapa hari yang lalu setelah deklarasi "Aku mau ngeblog lagi mbek, aku mau nulis tentang kita, biar nanti kalo tua ada bahan buat cerita". Sampe ditagih mulu baru deh diposting dengan alasan "Aku kan gapunya internet mbek~".  Yaa bisa dibilang blog ini adalah dokumentasi dari perjalanan cinta kami (ciehh gitu~) biar nanti kalo kami udah nikah, udah punya kambing junior tulisan-tulisan ini bisa jadi bahan lucu-lucuan. Aamiin~ Dan sesuai dengan janji, postingan pertama ini aku mau bahas "Mbek Si Upil" atau "Kambing Pengupil"  atau "Aku Korban Upil Si Mbek" atau apapun tentang upil lah
Okeh, untuk pembaca selain mas pacar aku beberkan terlebih dahulu siapa itu mbek? Bagaimana sejarahnya sehingga si mbek dipanggil mbek? Apa yang melatarbelakangi aku untuk menulis postingan ini dengan judul postingan tentag upil? (kenapa gak sekalian ada pendahuluan, tujuan penulisan, rumusan masalah, metode penulisan dan daftar pustaka juga? Entahlah -_-)
Jadi gini gaessss, mbek itu orang yang katanya sayang aku, yang katanya juga akan menjamin masa depan aku dan anak-anakku kelak, orang yang hampir setiap hari antar jemput Cengkareng - Ragunan tanpa lelah, satu-satunya orang yang aku masakin selain keluarga dan temen sekosanku, dan satu-satunya orang yang pertama dan terakhir aku kenalin ke papa sebagai orang yang aku sayang waktu beliau masih ada.  Dan yang paling penting dia cowok, jadi aku normal ya, meskipun pas kemarin putus aku sempet mikir buat punya pacar cewek aja :$ (Nggak!!! Cuma becanda, banyak kok cowok yang mau sama aku). Itu sekilas tentang upil, eh mbek.
Trus kenapa "em to the bek? Embek?" padahal kita pernah manggil satu sama lain dengan panggilan "yangs~" (agak alay sih) jadi mbek ini emang jarang mandi, karena orang yang jarang mandi itu identik dengan bau kambing, jadi muncul lah panggilan itu, dan aku pun di panggil mbek pula sama dia, entah apa maksudnya padahal dek ana ini rajin mandi. Sebenernya ada versi lain kenapa dipanggil "mbek"? Jadi dulu, waktu belum saling mencinta (halahh) aku di panggil "Mbak", karena kita emang beda usia 9 bulan, yaa kalo di bayangin aku jebrol baru keluar dari perut mama, ibunya si al**f**an ini baru merasakan tanda-tanda kehamilan. Dari panggilan "Mbak" itu mungkin dia ngerasa aneh, masa iya pacaran manggil mbak? Nah dia plesetin deh jadi "Mbek", aku di panggil mbek, dia pun begitu. Entahlah versi mana yang benar, sampai sekarang masih jadi misteri. Ya paling tidak panggilan itu lebih baik dari panggilan Ayah-Bunda, Pipi-Mimi, Papa-Mama, Daddy-Mommy atau panggilan Papa-Mama nya orang pacaran yang mungkin kalo mereka nikah panggilannya berubah jadi Mbah Kakung-Mbah Putri, Kakek-Nenek atau Opa-Oma. Tapi diluar itu semua, panggilan mbek itu lebih dari sayang dan aku udah bilang beribu-ribu kali ke mbek, tanya orangnya aja kalo gak percaya dan mungkin ketika kami berkeluarga kelak kami akan mempertahankan panggilan tersebut, sampai tercetus sebuah ide cemerlang dari mbek dalam sebuah percakapan (A=Mbek, F=Aku)
Menuju parkir Harco Mangga Dua
A : "Mbek, di luar negeri itu kalo punya anak biasanya anaknya dikasih nama sama kayak ayahnya terus belakangnya dikasih nama junior, jadi kalo Christian anaknya jadi Christian Junior"
F : "Oh gitu, berarti kalo aku punya anak jadi Fani Junior"
A : "Enggak lah, Alf**an Junior"
F : "Atau Kambing Junior?"
A : "Mbek Junior?"
F & A : "Cempeee…. (sambil ngakak, cempe itu dalam bahasa jawa artinya anak kambing)"
Kesimpulannya, nanti ketika kami berkeluarga maka si anak jadi Cempe, dan ayahnya jadi Bandot (Bandot itu kambing tua). Tapi kasian juga sih kalo si anak masuk SD, trus di ledek sama temen-temennya "Anak Bandot". Entahlah~
Itulah sejarah terbentuknyapanggilan  "mbek" dan kenapa upil?
Jadi gini, 6 bulan yang lalu kami putus, terus pas nyambung entah mengapa mbek ini banyak perubahan, mungkin dia berniat buat memperbaiki diri dan memperbaiki yang udah sempet hancur, dia jadi lebih baik dari sebelumnya sih, di lain sisi dia juga tambah alay, dia suka joget-joget gak jelas di motor, dia suka dangdutan, dia sering bertingkah konyol. Katanya sih gini "Aku menukar sifat aku yang sering ngambek dengan ke-alay-an, kamu mending aku sering ngambek apa alay?" Oemjii, aku gak punya pilihan dong, daripada aku stress diambekin mulu? Belum lagi kalo badmood  nya kumat kan? Mending biarlah dia alay, toh aku juga gak bisa berhenti ketawa kalo lagi bareng dia. Tapi dari perubahan sikapnya itu ada satu yang mungkin cewek lain bakal ilfeel kalo punya pacar kayak dia, yaitu "N-G-U-P-I-L" dan itu bukan sembarang ngupil gaess, abis dia ngupil nih, tanpa ragu dia mengoleskan selai upilnya ke tubuh suci ku, entah tangan, kaki bahkan sampe pipi pun di upilin. Upilnya gede-gede dan dia gak pernah kehabisan stok upil, parahnya dia berencana membuat pabrik upil. Luarrrr Binasaaaaa
Sekarang dia punya pembelaan baru kalo lagi diomelin gara-gara upilnya yang di tempelin ke tanganku, gini "Gapapa mbek, upil kan sumber protein, nanti aku kasih makan kamu upil". Innalillahi pria macam apa yang akan menafkahi anak dan istrinya dengan  upil?
Selain upil dia punya hobi baru, menangkap kentutnya sendiri dan memberikannya secara cuma-cuma ke indra penciumanku. Oh Tuhan, apa yang harus hamba lakukan?
Aku sampe berpikir mungkin sebelum bereinkarnasi jadi manusia dulunya dia adalah siluman tupai dengan bau kentut yang luar biasa blasteran kambing bandot sumedang plus babi ngepet yang punya upil segudang.
Meskipun begitu, menyayangi dan disayangi si mbek itu emmm hmmmm gitu lah, gak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Dia bisa membahagiakan aku dengan caranya sendiri, itu unik :)


Coretan Kecil 8 Desember 2013

Gambar : kebiasaan buruk kalo capek baru nyampe kosan, tiduran sambil main BB, dan~ ketiduran zZZZzz....
Gambar : terilhami dari bayi gajah yg lahir 20 okt, selisih 1hari sama tanggal ulang tahun aku :$

Copyright 2009 Funny like Fani :). All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates